Selasa, 20 Januari 2009

Perjalanan Kehidupan


Akhir Sebuah Perjalanan Kehidupan

Kita tak pernah bisa membayangkan tentang apa yang akan terjadi pada diri kita di akhir perjalanan hidup kita. Dan sering membuat saya bertanya-tanya : Kira-kira seperti apa akhir perjalanan hidup saya nanti? Entahlah, saya tidak tahu dan yakin tidak akan pernah tahu. Apakah dengan cara yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya, atau dengan
cara yang justru selalu saya bayangkan sebelumnya.

Kematian adalah sebuah peristiwa yang bisa menghentakkan jiwa. Yang bisa membuat rasa nyeri di hati dan mampu mengguncang-guncang perasaan. Sebagaimana tak pernah terlintas dalam benak saya sebelumnya, seorang Ustadz di Lampung mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. Memang kematian tidak memandang usia, waktu, tempat dan caranya. Ia bisa menimpa siapapun, usia berapapun, dalam waktu kapanpun, bahkan dengan cara yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya, namun jika memang sudah saatnya malaikat maut untuk menjemput, maka tidak ada yang bisa mencegahnya atau membuatnya menjadi lebih cepat.. Tidak ada dan tidak seorang pun. Yang menjadi masalahnya adalah dalam kondisi bagaimana keadaaan kita ketika meninggal. Dan Meninggalnya seorang Ustadz di Lampung menjadi pelajaran yang berharga buat saya.

Tanpa perlu saya sebutkan namanya. Saya juga tidak begitu mengenal Ustadz ini. Saya tahu beliau ketika kematian tragis beliau ini muncul di beberapa media surat kabar harian lokal di Lampung. Selain dikenal sebagai Ustadz, beliau sebenarnya seorang Dosen di Perguruan Tinggi Negeri di Lampung. Usia belia kira-kira 40-an. Beliau dikenal dengan orang yang sangat bersahaja. Tulisan beliau juga sering muncul di beberapa surat kabar harian Lampung. Beliau cukup di hormati di kampus. Dan Aktif memberikan ceramah baik di lingkungannya maupun di kampus. Beberapa bulan sebelum kematiannya, konon kabarnya beliau aktif di suatu MLM di ”dunia maya”. Jaringannya melalui internet. Sistem yang digunakan dalam MLM ini yaitu kita saving dana 10 juta, maka dalam 2 bulan uang kita akan kembali bisa menjadi 13-15 juta-an, tanpa kita melakukan usaha apapun. Karena orang mengenal beliau adalah pribadi yang dapat dipercaya, baik dan sholeh, maka banyak pula orang-orang yang ikut terlibat pula dalam MLM ini. Beberapa bulan semua berjalan dengan lancar. Dana-dana yang disimpan kembali berikut keuntungan dari penyimpanan tersebut. Bahkan setiap bulannya semakin bertambah dan bertambah. Sehingga jaringan ustadz ini pun semakin berkembang dan luas. Hingga akhirnya terjadilah peristiwa mengenaskan ini. Tiba-tiba saja jaringan MLM ”dunia maya” ini tidak dapat ter”connect” lagi. Jaringan tiba-tiba saja putus. Menurut berita yang beredar di surat kabar, hal ini yang membuat beliau ”shock” karena banyak jaringan di bawah beliau yang sudah menyimpan dananya ke beliau, sehingga beliau dikejar-kejar jaringan dibawahnya, bahkan kabar yang beredar totalnya sampai ratusan juta. Menurut beritanya pula, hal ini lah yang membuat Ustadz tersebut gantung diri. Yang lebih menyedihkan lagi beliau ditemukan pertama kali oleh anak bungsunya yang masih bersekolah kelas dua SD. Masya ALLAH...

Setiap orang pasti menginginkan cara kematian yang baik. Saya jadi teringat, bagaimana proses kematian Ibu Saya. Ibu Saya meninggal hari Rabu. Tepatnya tanggal 1 Juni 2005. Seperti yang dituturkan Ayah saya, hari Senin Ibu masih menjalankan Shoum Senin-Kamis nya yang rutin beliau lakukan semenjak gadis. Dan hari Selasa beliau masih ikut pengajian Majlis ta’lim dekat rumah Saya. Ibu terbiasa bangun sekitar jam tiga atau setengah empat setiap harinya. Hari Rabu itu beliau masih sempat untuk menjalankan Shalat Lail. Namun beberapa menit kemudian beliau tertidur. Ibu selalu Sholat subuh di Musholla dekat rumah bersama Ayah saya. Namun pada hari itu, ibu saya merasa badannya kurang enak, sehingga membuat beliau tidak mampu untuk melangkahkan kakinya ke musholla. Sepulang ayah saya dari Musholla beliau melihat ibu saya masih tetap berbaring di tempat tidur kemudian Ayah menanyakan ke Ibu saya ” Ibu sudah sholat”, kemudian Ibu hanya menganggukakan kepalanya. Lalu Ibu mengatakan bahwa dadanya sakit seperti tertusuk-tusuk. Kemudian Ibu saya meminta agar ayah saya ikut berbaring bersamanya sambil memeluk ibu saya sambil melafadzkan kalimat-kalimat tauhid. Beberapa menit kemudian suara Ibuku sudah terdengar tidak jelas”pelo”. Lalu tiba-tiba saja beliau ingsan. Pagi sekitar Jam 06an, Ibu di bawa ke RS Cengkareng, dan pada pukul 07.45 Ibu sudah tidak dapat tertolong lagi, karena terkena serangan Jantung. InnaliLLAHI wa Inna Ilaihi Ra’jiun..Semua begitu cepat, banyak orang yang tidak menyangka hal ini, termasuk saya, karena malam hari sebelum kematian Ibu, saya masih berkomunikasi dengan beliau via telepon. Sungguh indah, manis dan baik cara kematian ibu Saya. Beliau sangat supel dan rajin bersilaturahmi. Hampir 25-an kendaraan yang hendak mengantar ibu ketika hendak di kubur, dan alhamduLILLAH cerita yang berhembus tentang ibu saya, sesudah kematian beliau baik. Satu harapku Semoga ALLAH mempertemukan kami kembali dalam JANNAHNya yang terindah. Aamin..

Sudah ALLAH tentukan cara kematian pada setiap orang. Satu pinta saya : Agar saya kuat, tegar dan benar menjalani semua takdirNya, hingga ketika saya tiba pada batas waktu usia saya, saya dapat mengakhirinya dengan baik, dengan manis, dengan indah. Sungguh, saya takut ajal itu menjemput saat saya sedang berkeluh kesah, berputus asa terhadap rahmatNya. Sungguh, saya takut batas akhir kehidupan saya tiba saat saya sedang bermaksiat kepadaNya. Sungguh saya khawatir, ketika waktu telah ditutupkan atas saya, diri saya tengah bergumul dengan kesia-siaan. Sungguh, saya khawatir, saat saya meninggal, hati saya tengah diliputi kecewa, kemarahan atau kebencian. Sungguh, saya khawatir, saat kematian saya dengan cara yang tidak baik.

“ Dimanapun kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu berada di dalam benteng yang tinggi dan kokoh...."(QS. An Nisa : 78).

0 komentar: