Minggu, 07 Juni 2009

Berkomunikasi dengan Pasangan

“ Walaupun sudah beribu untai rindu dan cinta Abang..
tapi selalu ada untaian kata baru untukmu Sayang..
Karena indahnya dirimu selalu menjadi inspirasi cintaku..

I Love u dinda...”
(31 Mei 2009, Pkl 11:32)

Wanita mana yang tidak akan berbunga-bunga hatinya mendapatkan sms dengan sepenggal bait-bait puisi romantis dari suaminya tercinta. Sehingga aku merasa menjadi wanita yang paling tersanjung dan berbahagia di ruangan itu. Terlebih ketika rangkaian kata-kata indah itu pun di deklamasikan dalam sebuah Acara Seminar Keluarga Samara “Membangun komunikasi Efektif antara suami & Istri”. Karena pembicaranya yaitu Ustdz. Satria Hadi Lubis & Ustdzh Kingkin Annida, ketika hendak mengakhiri seminar yang berdurasi hampir 3 jam itu, meminta kepada peserta, yang sebagian besar adalah pasangan suami-istri, untuk mengirimkan sms ke masing2 pasangannya untuk mengungkapkan perasaan masing2 pasangan, karena ini merupakan bentuk implementasi dari materi yang disungguhkan oleh Ustz & Ustdz pasangan suami Istri tersebut. Kemudian pesertapun diberi kesempatan jika ada peserta yang ingin membacakannya pada moment tersebut, dan yang terbaik, akan mendapatkan doorprize dari beliau. Dan akhirnya doorprize itupun jatuh kepada sebait puisi di atas tersebut.AlhamduliLLAH..JazakaLLAH ya habibie ya zauji..

SubhanaLLAH, hanya kata itu yang mampu terbesit dalam benakku saat itu. Kekuatan cinta luar biasa, karena cinta mampu mengubah seseorang menjadi layaknya pujangga, yang mampu merangkai kata-kata indah dan romantis, untuk pasangan yang dicintainya. Begitulah Cinta…Namun, aku bukan hendak membahas bagaimana caranya mampu menghasilkan bait2 puisi yang indah untuk pasangan kita, tapi untuk berbagi manfaat dalam bahasan seminar kemarin.

Ada banyak faktor yang menjadikan sebuah keluarga dapat mencapai bahagia, harmonis dan langgeng. Di antaranya adalah landasan agama yang kokoh, kesamaan latar belakang, kesetaraan, kepercayaan, saling pengertian, cinta dan komunikasi yang berjalan baik. Dari sekian faktor ini, komunikasi menjadi faktor yang kurang diperhatikan oleh pasangan suami istri. Merasa sudah satu agama, setara, sama, cocok dan percaya seolah-olah semua urusan rumah tangga akan beres. Padahal, banyak pasangan gagal meneruskan bahtera rumah tangga mereka karena kurang peduli dengan urusan komunikasi.Sesungguhnya komunikasi menghiasi semua kehidupan manusia. Komunikasi adalah kebutuhan. Dalam kehidupan keluarga, komunikasi dapat menjadikan hubungan pasangan suami isteri bertambah harmonis. Inilah komunikasi yang dijadikan sebagai seni untuk mempengaruhi orang lain, termasuk seni untuk membahagiakan pasangan. Komunikasi yang tidak diolah dengan baik bahkan dapat memunculkan kesalahpahaman.


Salah satu kunci keharmonisan rumah tangga Islam adalah komunikasi dan dialog yang intensif dan sehat antara suami istri. Pada saat ini tidak jarang terjadi adanya sumbatan komunikasi diantara pasangan suami istri. Ada banyak faktor yang menyebabkan terjadinya hal itu, misalnya kesibukan kerja, terlampau letih, saling berjauhan dan lain sebagainya. Bahkan karena begitu sibuk dan letihnya, ada pasangan bertatap mukapun tidak sempat. Sebagai akibatnya, tentu saja mereka tidak memiliki kesempatan untuk melakukan komunikasi satu dengan lainnya.Komunikasi yang hambar biasanya mengakibatkan hubungan kemesraan menjadi berkurang. Bahkan tidak jarang menimbulkan ketegangan dan terjadilah perselisihan, Kalau sudah begini suami istri akan mengalami penderitaan. Sangat disayangkan apabila hubungan yang hambar ini terjadi pada keluarga muslim yang dibangun dalam rangka beribadah kepada Allah. Diperlukan pengertian yang mendalam dari kedua pasangan agara komunikasi dapat berjalan secara kontinyu.


Komunikasi merupakan akar, jawaban dan juga solusi dalam kehidupan berumah tangga. Komunikasi yang baik harus kita bangun sejak awal pernikahan kita. Tanpa adanya komunikasi yang baik, hal ini dapat mengancam biduk bahtera berlayarnya rumah tangga kita. Bagaimana suami istri mampu mengomunikasikan dengan baik permasalahan ataupun perasaan yang dirasakan oleh pasangan. Beberapa waktu yang lalu ketika aku rihlah dengan teman2ku, ada seorang teman mengatakan bahwa : “ dulu waktu malam pertama, Abinya bilang “ de, wajahmu bersinar bagaikan cahaya ditengah malam..”, tapi sekarang sudah 5 tahun menikah untuk mengatakan “ I Love U” aja susah bener”. Atau teman yang lain ikut menimpali “ Abinya juga begitu, pernah dipaksa, itu juga ngomong “I Love u"nya di motor gak begitu kedengeran lagi, ana minta ulang, Abinya gak mau, dengan alasan, ngapain sich umi ini maksa2 abi? Emang gak percaya sama Abi?. Dan saat itu aku hanya menjadi pendengar yang baik saja, maklum, karena aku kan termasuk yang muda usianya & usia pernikahanku pun termasuk muda dibandingkan dengan teman2ku yang lain. Hanya satu hal yang terlintas dalam fikiranku yaitu “ Suamiku”, dan kalimat syukur pun tak lepas dari bibir ini. Bahkan, menurut Ustdzh Kinkin beliau selalu “mengecek status Hubungan”, artinya adalah beliau selalu bertanya “ Abi, cinta gak sama Umi??”, meskipun anak mereka sudah 7, namun pengecekan status hubungan itu sangat perlu, terutama buat seorang istri. Karena sebagian suami menganggap menanyakan hal seperti itu sudah tidak perlu lagi.

Ada hal yang menarik pada seminar kemarin, dalam bahasan, bagaimana suami istri itu harus saling memahami “ termasuk ke dalam tipe apakah pasangan kita ?”. Karena ketika kita mengetahui dan memahami tipe pasangan kita, hal tersebut akan membuat kita mampu untuk bisa menghadapi pasangan kita dalam menghadapi persoalan serta permasalahan2 rumah tangga. Visual, Audio, ataukah Kinestetik?? Yang aku sebutkan di atas adalah pengelompokkan manusia berdasarkan cara-cara yg mereka senangi untuk mengenali sesuatu. Seorang manusia Visual adalah seorang yg belajar lebih cepat dengan menggunakan mata sebagai indera penangkap. Orang-orang yg visual senang dan cepat belajar dari buku, presentasi yang menggunakan gambar-gambar, video dan berbagai alat-alat yg menarik bagi mata. Sementara manusia Audio belajar dengan mengandalkan telinga untuk menangkap. Sehingga lebih mudah untuk mendengarkan. Manusia Audio lebih menangkap yg disampaikan dengan lantunan kaset, ceramah yg disampaikan dengan suara yg merdu dan enak didengar, serta berbagai media yg menggunakan media suara. Dan kinestetik adalah belajar menggunakan indera sentuhan fisik. Mereka akan makin memahami sesuatu jika mereka bisa menyentuh apa yg mereka pelajari tersebut.

So, termasuk tipe apakah kita atau pasangan kita? Berdasarkan penelitian, kebanyakan Pria memiliki tipe Visual, dan wanita Audio, atau Kinestetik, tapi tidak menutup kemungkinan sebaliknya. Hal ini sangat penting untuk kita ketahui dan pahami. Contoh saja, salah satu pasangan peserta dalam seminar ini, mengungkapkan permasalahannya seperti ini : “Ustdz, Saya seorang istri yang termasuk tipe kinestetik, sehingga ketika saya sedang ngambek dengan suami saya, saya lebih butuh sentuhan & kalimat2 yang lembut dari suami saya. Sedangkan suami saya termasuk kedalam tipe Audio, sehingga ketika saya ngambek, beliau malah lebih banyak bicara, yang justru membuat saya, jadi lebih ngambek & kesel dengan suami saya, padahal saya lebih butuh sentuhan dari suami saya untuk menanyakan baik2 kenapa saya ngambek..” Jika dilihat dari fenomena diatas, maka akan berakibat fatal dan salah menangani masalah jika kita tidak benar2 mengetahui dan memahami tipe pasangan kita. Karena Pernikahan menjadikan kita belajar banyak hal, karena ta’aruf (perkenalan) tidak hanya pada saat kita hendak menjalani proses menikah saja, namun perkenalan adalah suatu proses panjang yang tak pernah lekang dan terbatas oleh waktu. Ketika kita mampu membangun komunikasi yang baik, insyaALLAH tidak akan ada beban yang mengganjal dihati kita dalam menjalani hari-hari kebersamaan kita bersama pasangan, terlebih ketika ALLAH sudah mengamanahkan jundi & jundiyah yang telah menyemarakkan dan kehadiran mereka telah memberi warna yang indah dalam rumah tangga kita, bagaimana suami istri harus saling ta’awun dalam mendidik dan membesarkan jundi & jundiyahnya. Untuk semua pasangan baik pasangan lama ataupun pasangan yang baru, mari kita sama2 membangun komunikasi yang baik dengan pasangan kita. Dengan kita memahami tipe pasangan kita, tentunya komunikasi yang harmonis pun dapat kita wujudkan. Dan Semoga Cita-cita tertinggi untuk menggapai JannahNya bersama-sama dengan pasangan kita, serta anak & cucu kita bisa menjadi motivasi yang besar untuk kita menggapai Rumah tangga yang Sakinah, Mawaddah, Warahmah & Da’wah. Wallahu’alam bis showab.